Pembeberan Rahasia

Hai,

Kali ini gw mau cerita, mungkin ini semacam pembeberan rahasia dari mimpi gw dan juga cerita panjang hidup gw di musik yang udah sekitar hampir 13 tahun.
Dulu gw berangan pengen banget jadi seorang entertainer, terutama di bidang musik. Dulu gw mati, mati karena rasa percaya diri gw yang NOL besar, pemalu, dan selalu minder. Tapi sejak gw kenal sama gitar dan musik, perlahan semuanya mulai membaik walaupun detik ini masih ada sisa-sisa peradaban rasa minder itu.

Gw tahu kalau gw itu orangnya gak pede-an, but well karena gw tau kekurangan gw itu, gw melatih diri gw untuk bisa bersosialisasi dengan pribadi gw sendiri terus supaya jadi lebih baik dan bisa ngilangin rasa itu sedikit demi sedikit. Caranya ya dengan terus ngembangin diri gw di musik, alasannya karena menurut gw dengan musik gw bisa nunjukkin sedikit talenta gw walaupun gw mungkin saat ini juga bukan seorang yang sangat profesional di bidang musik, at least gw telah mencoba untuk melakukan yang terbaik.

Dengan bermusik gw bisa mengeksplor banyak hal, seperti ketemu dengan orang baru, belajar arti idealisme, memuja seseorang, dan yang paling penting gw bisa melawan rasa ketidakpede-an diri gw dengan tampil di depan orang banyak. Kita juga tahu, kegagalan itu pasti bakal mampir dalam tiap hal yang kita lakukan, karena kegagalan adalah suatu proses dalam belajar. Gw, hampir sepanjang perjalanan hidup di musik, udah banyak rasa yang timbul, dari rasa emosi, malu, sakit, salah, dan lain sebagainya. Gwpun merasa seperti belom maksimal atas semua yang udah gw lakuin, tapi ya inilah realitanya, beberapa orangpun ternyata banyak yang menghargai hal-hal yang telah gw perbuat, tapi banyak juga yang meremehkan gw, so terima aja.

Rasa yang paling gw benci dalam diri gw selain rasa minder/gak pede adalah sirik, mungkin ini adalah rasa yang manusiawi tapi gak dipungkirin bahwa kita sebagai manusia pasti pernah ngerasain ini. Sirik disini artinya adalah gw selalu berpikir kenapa gw belum bisa mendapatkan hal yang sangat gw inginkan, sedangkan beberapa orang telah mendapatkannya (dalam bermusik). Inilah yang selalu membuat gw down, tapi ini juga yang selalu membangkitkan gairah gw untuk terus berkarya dan belajar, gw pun berterimakasih kepada Tuhan yang telah menurunkan rasa sirik itu pada gw, karena rasa itu gw bisa menjadi pribadi yang terus mempelajari arti kehidupan, dan akhirnya sampailah pada titik dimana gw mulai bisa mensyukuri dan bersyukur atas semua karunia-Nya.

Menurut gw jiwa keagamaan dalam pribadi seseorang penting untuk dibenahi juga, karena inilah pegangan hidup kita sebagai umat manusia. Saat dimana kita jatuh, terkadang kita sering menyalahkan diri kita sendiri atau terkadang sering menyalahkan Tuhan, tapi apa gunanya menyalahkan, bukankah dibalik suatu kesalahan pasti ada hikmah dibaliknya. Seperti HUKUM SEBAB-AKIBAT, ini adalah teori sepanjang masa, dibalik kesalahan atau kegagalan yang terjadi pasti ada maksud baik dibelakang itu semua. Tapi, tergantung bagaimana kita menyikapi semua itu, dan disinilah jiwa keagamaan diperlukan, yaitu guna menyikapi semua kesalahan atau kegagalan dengan bijak.

Gw berkoceh seperti ini bukan gw berlagak sok dewasa, tapi ini hanyalah penggalan pesan dari seorang pria yang benar merasakan arti hidup. Gw memang lebih sering menyendiri, karena dalam proses penyendirian gw ini gw terus mecari jawaban kehidupan, dan gw ngerasa di saat gw mencari jawaban itu ternyata banyak hal yang telah menjadi bahan pelajaran, dan akhirnya gw bisa menambah ilmu pribadi sosial gw. Inilah cara gw

Mimpi gw yang lainnya adalah gw ingin menjadi seseorang yang bisa berguna untuk Dunia, Negara dan Bangsa, dan Orang tua. Mungkin saat ini mimpi gw belum tercapai, tapi disini gw mencoba mempercayainya, percaya bahwa kita telah hidup dalam sebuah mimpi. Dan hidup adalah sebuah dongeng, dongeng yang kita buat berdasarkan imajinasi kita sendiri.

Terima kasih,
Salam
Aryo Witjaksono


Coldplay - Fix you

Tak Berdalih

Aku pusatkan pikiranku setiap saat untuk masa tuaku
Aku heningkan jiwaku setiap saat untuk keindahan masa depanku
Aku lakukan apa yang menyenangkanku untuk sebuah cerita
Aku akan mewujudkan semuanya
Aku tak berdalih di antara kebohongan
Aku berucap meski sebagian isi bumi tak mengerti
Aku memohon padamu, Tuhan.

Jalan Keluarku

Kubuat api unggun ku sendiri
Terkobar dan menyala besar berkat kertas puisiku yang telah luntur
Luntur karena tersiram air mata
Air mata yang telah deras membanjiri pipiku karena cerita kepatah hatian

Aku bakar saja kertas-kertas puisiku yang sendu itu untuk menghidupkan nyawaku kembali
Nyawaku sempat hilang
Nadiku sempat berhenti
Dan jantungku sempat tak memompakan darah ke tubuh
Lagi, karena cerita kepatah hatian

Aku menemukan jalan keluar ini berkat mimpiku
Mimpi dimana aku bertemu dengan diriku
Ia berkata "bakarlah kenangan yang kau buat"
Lalu kuputuskan untuk membakar kertas puisiku itu
Kertas-kertas puisi itu menyimpan semua kenangan

Inilah jalan keluarku.

Dia dan Dia

Mataku bergairah
Kedua bola mata ini berbayang lekuk tubuh wanita hara
Aku terkesima tak ingin menutup kelopak mataku
Duniaku dia
Terkelir indah kornea mataku bila terpantul cermin, bayangannya, iya menutupi seluruh bagian mataku

Kulit mulusku menyublim seketika bila paras tubuhnya terus membayangi mata jasmani, mata hati, dan mata pikranku
Surgaku dia
Bidadari yang lebih dari bingkisan istimewa saat malam natal
Meski aku bertuhan satu

Dari bayangnya lalu berubah menjadi angan
Setelah puluhan hari mataku berbayang sang bidadari
Kali ini merasuki pikiran kotorku
Aku ingin meniduri sang bidadari itu
Imajinasiku dia

Batinku mulai terikat kencang hawanya
Meski jauh dan entah dimana ia berada

Ragaku mulai goyah
Seperti tak bertulang
Gerakan tubuhku mulai kaku
Aku terhipnotis auranya
Inspirasku dia.

Pesona Penyair

Penyair melantunkan dawai harmonika sepanjang jembatan air garam
Kemudian bergurau sendiri seperti manusia tak berakal
Aku melihatnya seketika, namun tak aku hina
Dia begitu mempesona ketika dawai harmonikanya menyentuh nada ketenteraman

Aku mengikuti tiap jengkal tapak kakinya

Aku mengikuti lima ratus jengkal di belakangnya, sesekali aku bersembunyi di balik dahan kering tak bertuan

Aku mengikuti penyair itu karena aku terjerat pesona nya, inilah aura penyair cinta, dia tidak tampan bak pangeran kerajaan dunia barat, dia tidak berjubah mahal bak putra bangsawan, namun dia lusuh dan kusam

Aku mengikuti penyair itu karena aku tahu rasa penasaranku begitu hebat, aku ingin mencari tahu lantunan seperti apa yang akan terlonglong dari harmonika mautnya


Kemudian, penyair itu duduk beristirahat sembari mengibaskan daun berruas lebar yang di ambil dari samping tempatnya duduk ke wajah dan tekuk lehernya, aku rasa dia kelelahan

Namun, tidak aku lihat raut wajah yang menggumam, aku melihat dia tetap tersenyum, dan menghela nafasnya tanpa beban

Aku berpikir "apa yang akan dia lakukan dan apa yang telah lakukan", lalu aku tak kuasa menahan rasa ingin tahu yang menderu ini, aku datang menghampirinya

Seketika aku berada di sampingnya, aku bertanya padanya 

"apa yang sedang kau lakukan?apa yang telah engkau lakukan, dan apa yang akan engkau lakukan?

Sang penyair pun tak menyangka bahwa aku telah mengikutinya semenjak dari aku melihatnya, ia pun menolehkan matanya ke arahku dan berkata 

"wahai anak muda, aku akan menjawab segala pertanyaanmu, 

pertama, yang sedang aku lakukan adalah melantunkan nada cinta, 

kedua, yang telah aku lakukan adalah menyebarkan nada cinta, 

dan ketiga, aku akan menaklukkan semua jiwa manusia dengan lantunan harmoni cinta dan membawa mereka larut dalam suasana cinta dan suka cinta. 

Dalam hal ketiga ini yang aku maksud adalah aku akan menjadikan semua manusia sepertimu, kau telah terhipnotis oleh nada-nada cintaku, maka itu kau mengikutiku bukan wahai anak muda?perjalananku sudah panjang, aku tahu aku lelah, namun aku tidak akan berhenti, karena kau telah membuatku bahagia, dan karena kau pula lah yang telah membuatku percaya bahwa penikmat nadaku itu sungguh benar ada dan nyata."

Dan aku pun hanya terdiam, sungguh begitu hebatnya penyair ini, aku sungguh terpesona oleh aura penyair dari dirinya, aku percaya akan banyak pasang mata yang akan terpesona padanya dan mencintainya, sama seperti aku.

Dan setelah perbincangan singkat tadi, kemudian sang penyair itu kembali berjalan untuk melanjutkan perjalanannya menaklukan semua jiwa manusia dengan lantunan nada indahnya, dan dia melemparkan senyum kecilnya kepadaku dan berucap terima kasih kepadaku.

Aku berterima kasih kepada Tuhan, karena ia telah menciptakan penyair yang begitu tulus menyebarkan kasih cintanya melalui dawaian indah dari harmonikanya.

Cintai Hidupmu

Ketika suatu batin bertemu dan saling cakap
Di saat itu mereka bermesraan
Meski dalam jutaan kurun waktu telah memisahkan
Mereka akan tetap saling bertatap

Pesona duri yang tajam menutupi kesedihan sang mawar
Berdalih sebagai pelindung mahkota
Meski terkadang cinta begitu kasar
Tetaplah, cinta merupakan karunia

Berbesar hatilah karena kau memiliki hidupmu
Ini jauh lebih berarti di bandingkan pesonamu
Revolusi syarikat cinta yang memukau
Perlahan akan membalut keheningan masa ragamu.

Dan Aku Akan

Aku akan hidup sebagai penjelajah
Aku akan hidup sebagai penguasa kata
Aku akan mati, menjadi legenda
Aku akan mati, menjadi penyebar cinta

Terima kasih dunia.

Berpikir Lanjut

Seperti apakah bentuk iri?
Seperti apakah bentuk dengki?
Seperti apakah mereka?

Manusia bertoleh dengan segala macam indera nya
Manusia bercakap kadang sesukanya
Manusia bersikap semaunya
Manusia merasa tenteram dengan habitatnya yang tidak rasional
Manusia berkeluh kesah mengikuti pemikirannya yang tanpa batas

Sebagian manusia merasa nyaman dengan fisik yang sempurna
Sebagian manusia merasa tinggi karena parasnya
Sebagian manusia merasa hebat karena tahta

Namun

Sebagian manusia merasa Tuhan tidak adil
Sebagian manusia merasa parasnya tidak seistimewa dibandingkan para sahabatnya
Sebagian manusia harus berjerih payah demi sebuah tahta dan kejayaan
Sebagian manusia mencoba mencintai dunia yang bukanlah dunianya

Tidak ada keterikatan batin lagi antar sesama
Saat ini setiap manusia yang aku lihat begitu penuh dengan ke-egoisan dan kepalsuan

Begitu seseorang merasa begitu di sanjung oleh lawan jenisnya, dia merasa seperti penguasa langit dan bumi
Apa kata semesta?dan Semesta menjawab "dia sesungguhnya sungguh begitu kecil di mataku"

Apa aku harus mempercayai Semesta, atau Tuhan, atau Sang penguasa langit dan bumi tersebut?

Mungkin ini hanya pemikiran kecil dari semua pemikiranku, aku hidup dalam sebuah teori kehidupan nyata yang penuh akal, sesungguhnya kini peradaban otakku telah berubah, kekuatan daya berpikirku sudah jauh di atas manusia normal, aku tidak percaya lagi dengan manusia yang aku kenal selain 'Ibu'ku, dan Tuhanku

Sesuatu yang kalian cintai belum tentu ayal nya mencintaimu balik dalam satu perempat perjalanan hidupmu, namun cinta yang kekal akan datang ketika kamu benar sudah merasa DI CINTAI

Penangkal ke-iri an
Penangkal ke-dengki an
Adalah Cinta.


Pagi Ini

Kulayangkan pandangku melalui jendala kamarku yang berjeda tipis di bidik tirai
Setitik sinar pantulan matahari perlahan mendesak memasuki kamar gelapku
Tembok usang yang penuh akan coretan magis pelukis amatir berdera kepanasan
Baru hanya setitik, belum titik ke dua, namun terasa perih

Aku terbiasa dengan kegelapan suram
Jarang ku membiarkan sedikit cahaya mengusik ketentraman kamarku

Aku terbiasa berbaring tanpa cahaya, seperti mumi yang nyaman dengan peti persegi nya
Jarang ku membiarkan halaman depan rumahku menampakkan keburukannya

Aku mulai tak nyaman dengan kebisingan kicauan burung yang berlalu lalang pagi ini
Semestinya saat ini aku sedang bermain dalam mimpi-mimpi luar biasaku
Aku tidak ingin seseorang mengintai kegiatanku dari celah jendela kamarku yang terbuka, meski ini pagi
Dan aku membenci ini, masa di mana aku yang seharusnya sedang tergolek tak berdaya menikmati keindahan dunia bawah sadarku.

Ketulusan Suatu Cinta

Aku mampu melihatnya
mampu melihat bidadari itu
tidak, aku tidak sedang bermimpi
iya, ini nyata.

Namun, aku seperti melihat biasan cahaya tampak tertepis
apakah itu penghalang?
apakah penghalang itu?
bila ku fokuskan, itu semacam kaca

iya, kaca tembus pandang

aku dekati kaca itu dan aku pukul
aku pukul dengan kepalan tangan kosongku, aku berdarah
aku coba pukul dengan besi yang ku ambil dari halaman rumahku
tetap tidak pecah, retak pun tidak

tiba-tiba ada seorang kakek tua yang tak pernah kutemui sebelumnya datang menghampiriku,

kakek tua itu berkata, "nak, tak perlu kau bersusah payah mencoba untuk memecahkan kaca itu",

dan aku bertanya kepada kakek itu, "kenapa kek? apakah kaca itu terlalu tebal untuk ku pecahkan?apakah aku hanya bisa melihat bidadari itu di balik kaca ini saja? aku ingin menyentuh dan menyapanya!"

kakek tua menjawab pertanyaanku
"anak muda, kaca bening ini sungguh ajaib, kaca ini tidak akan hancur bila engkau terus mencoba untuk memecahkan nya, karena emosi mu. 
Kau bisa dengan mudah menembus kaca bening ini dengan ketulusan cinta mu.
Bila kau ingin melewati kaca ini demi untuk menyapa dan menyentuh bidadari itu, cintailah bidadari itu dari kejauhan, pandanglah dia secara tulus, bila ia sadar akan kehadiranmu, ia yang akan menghampirimu.
Karena itu, janganlah kau tergesa sehingga emosi untuk mendapatkan sesuatu yang kau inginkan. Cintailah apa yang engkau inginkan dulu wahai anak muda. Percaya pada Tuhan penciptamu."

lalu aku hanya terdiam dan menunduk ke bawah, berselang tiada 3 detik, aku angkat daguku untuk ku ucapkan terima kasih pada kakek itu, namun kakek tua itu sekejap hilang entah kemana.

Aku akan selalu  ingat pesan kakek tua itu, "cintailah apa yang kau inginkan meski kau belum mendapatkannya, jangan tergesa untuk mendapatkan sesuatu yang kau inginkan, bila nanti saat itu tiba, hal yang kau inginkan dan kau cintai akan datang padamu segera."

Aryo Witjaksono.

Ketika Aku Keluar dari Peti Matiku

Lama aku tak berkata
lama aku terlelap dalam peti mati
dan akhirnya aku bosan
aku dobrak peti matiku untuk menghirup udara segar kembali.

Badanku lemas, bagai daun yang enggan mengangkat pelipis dahannya
ketika jeratan sutra pada tubuhku telah sobek, aku bahagia.

Sedikit pandanganku masih tampak kabur karena telah lama aku menanti sinar matahari yang sesungguhnya
lama aku tak makan
lama aku tak bercerita pada sahabat.

Kemarin adalah keputusanku untuk tidur
namun sayangnya aku terlalu lama menutup mata dan terkunci dalam peti buruk,
aku tak pernah berani untuk keluar
dan sekarang aku bisa tonggakan ibu jari kakiku di atas tanah lembab ini
sekarang adalah keputusanku untuk kembali mencari makan.

Selamat tinggal keheningan
selamat tinggal kegelapan
selamat tinggal ketakutan
selamat tinggal kecemasan
selamat tinggal kepedihan.

Walau sekarang tubuhku masih tak kuat menahan berat tubuh, namun aku percaya secepatnya aku akan menemukan sesuatu untuk ku makan sehingga aku bisa kembali tegap berdiri dan mampu berlari kencang.

Please watch this

http://vimeo.com/39853547



Short interview about my history in music and storyteller of Lonely Room (my first single), enjoy.