Pesona Penyair

Penyair melantunkan dawai harmonika sepanjang jembatan air garam
Kemudian bergurau sendiri seperti manusia tak berakal
Aku melihatnya seketika, namun tak aku hina
Dia begitu mempesona ketika dawai harmonikanya menyentuh nada ketenteraman

Aku mengikuti tiap jengkal tapak kakinya

Aku mengikuti lima ratus jengkal di belakangnya, sesekali aku bersembunyi di balik dahan kering tak bertuan

Aku mengikuti penyair itu karena aku terjerat pesona nya, inilah aura penyair cinta, dia tidak tampan bak pangeran kerajaan dunia barat, dia tidak berjubah mahal bak putra bangsawan, namun dia lusuh dan kusam

Aku mengikuti penyair itu karena aku tahu rasa penasaranku begitu hebat, aku ingin mencari tahu lantunan seperti apa yang akan terlonglong dari harmonika mautnya


Kemudian, penyair itu duduk beristirahat sembari mengibaskan daun berruas lebar yang di ambil dari samping tempatnya duduk ke wajah dan tekuk lehernya, aku rasa dia kelelahan

Namun, tidak aku lihat raut wajah yang menggumam, aku melihat dia tetap tersenyum, dan menghela nafasnya tanpa beban

Aku berpikir "apa yang akan dia lakukan dan apa yang telah lakukan", lalu aku tak kuasa menahan rasa ingin tahu yang menderu ini, aku datang menghampirinya

Seketika aku berada di sampingnya, aku bertanya padanya 

"apa yang sedang kau lakukan?apa yang telah engkau lakukan, dan apa yang akan engkau lakukan?

Sang penyair pun tak menyangka bahwa aku telah mengikutinya semenjak dari aku melihatnya, ia pun menolehkan matanya ke arahku dan berkata 

"wahai anak muda, aku akan menjawab segala pertanyaanmu, 

pertama, yang sedang aku lakukan adalah melantunkan nada cinta, 

kedua, yang telah aku lakukan adalah menyebarkan nada cinta, 

dan ketiga, aku akan menaklukkan semua jiwa manusia dengan lantunan harmoni cinta dan membawa mereka larut dalam suasana cinta dan suka cinta. 

Dalam hal ketiga ini yang aku maksud adalah aku akan menjadikan semua manusia sepertimu, kau telah terhipnotis oleh nada-nada cintaku, maka itu kau mengikutiku bukan wahai anak muda?perjalananku sudah panjang, aku tahu aku lelah, namun aku tidak akan berhenti, karena kau telah membuatku bahagia, dan karena kau pula lah yang telah membuatku percaya bahwa penikmat nadaku itu sungguh benar ada dan nyata."

Dan aku pun hanya terdiam, sungguh begitu hebatnya penyair ini, aku sungguh terpesona oleh aura penyair dari dirinya, aku percaya akan banyak pasang mata yang akan terpesona padanya dan mencintainya, sama seperti aku.

Dan setelah perbincangan singkat tadi, kemudian sang penyair itu kembali berjalan untuk melanjutkan perjalanannya menaklukan semua jiwa manusia dengan lantunan nada indahnya, dan dia melemparkan senyum kecilnya kepadaku dan berucap terima kasih kepadaku.

Aku berterima kasih kepada Tuhan, karena ia telah menciptakan penyair yang begitu tulus menyebarkan kasih cintanya melalui dawaian indah dari harmonikanya.