Ketulusan Suatu Cinta

Aku mampu melihatnya
mampu melihat bidadari itu
tidak, aku tidak sedang bermimpi
iya, ini nyata.

Namun, aku seperti melihat biasan cahaya tampak tertepis
apakah itu penghalang?
apakah penghalang itu?
bila ku fokuskan, itu semacam kaca

iya, kaca tembus pandang

aku dekati kaca itu dan aku pukul
aku pukul dengan kepalan tangan kosongku, aku berdarah
aku coba pukul dengan besi yang ku ambil dari halaman rumahku
tetap tidak pecah, retak pun tidak

tiba-tiba ada seorang kakek tua yang tak pernah kutemui sebelumnya datang menghampiriku,

kakek tua itu berkata, "nak, tak perlu kau bersusah payah mencoba untuk memecahkan kaca itu",

dan aku bertanya kepada kakek itu, "kenapa kek? apakah kaca itu terlalu tebal untuk ku pecahkan?apakah aku hanya bisa melihat bidadari itu di balik kaca ini saja? aku ingin menyentuh dan menyapanya!"

kakek tua menjawab pertanyaanku
"anak muda, kaca bening ini sungguh ajaib, kaca ini tidak akan hancur bila engkau terus mencoba untuk memecahkan nya, karena emosi mu. 
Kau bisa dengan mudah menembus kaca bening ini dengan ketulusan cinta mu.
Bila kau ingin melewati kaca ini demi untuk menyapa dan menyentuh bidadari itu, cintailah bidadari itu dari kejauhan, pandanglah dia secara tulus, bila ia sadar akan kehadiranmu, ia yang akan menghampirimu.
Karena itu, janganlah kau tergesa sehingga emosi untuk mendapatkan sesuatu yang kau inginkan. Cintailah apa yang engkau inginkan dulu wahai anak muda. Percaya pada Tuhan penciptamu."

lalu aku hanya terdiam dan menunduk ke bawah, berselang tiada 3 detik, aku angkat daguku untuk ku ucapkan terima kasih pada kakek itu, namun kakek tua itu sekejap hilang entah kemana.

Aku akan selalu  ingat pesan kakek tua itu, "cintailah apa yang kau inginkan meski kau belum mendapatkannya, jangan tergesa untuk mendapatkan sesuatu yang kau inginkan, bila nanti saat itu tiba, hal yang kau inginkan dan kau cintai akan datang padamu segera."

Aryo Witjaksono.